Selasa, 13 Januari 2015

Hakikat Perkembangan Anak



Hakikat Perkembangan Anak
Perkembangan Anak


Satu hal yang penting bagi guru dalam hubungannya dengan anak ialah mengetahui hakikat perkembangan anak sehingga mereka akan mengerti bagaimana anak remaja tumbuh dan berkembang dalam hal yang kognitif, sosial dan moral. Setiap guru harus tahu seperti apa siswa-siswanya, mulai dari guru taman kanak-kanak hingga guru SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi.


Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik menggambarkan dalam penampilan fisik anak-anak. Dalam tahun-tahun sebelumnya sebelum mereka masuk TK, urutan-urutan perkembangan motorik semua anak pada umumnya sama, walaupun ada beberapa anak yang lebih cepat dari yang lain. Perkembangan fisik terhadap anak dapat di tandai dengan hilangnya ciri-ciri perut yang menonjol, seperti halnya kaki dan tubuh yang berkembang lebih cepat dari pada kepala mereka. Pada masa ini, anak- anak juga mengalami perkembangan yang menunjuk sebelah sisi tubuh, hal seperti ini dapat di observasi ketika mereka menggunakan tangan yang satu lebih sering dan lebih cepat dari yang lain. Sebagian anak akan lebih senang menggunakan tangan kanan, akan tetapi ada juga yang menggunakan tangan kiri, hal seperti ini jangan di paksa untuk merubahnya.

Prestasi Les Private yang penting pada masa ini adalam bertambahnya kontrol anak terhadap gerakan-gerakan motor dari yang tidak teratur menjadi lebih teratur dan terarah. Mereka sudah dapat mengikat tali sepatunya, menulis huruf abjad, berjalan, berlari dan sebagainya.

Kemampuan Kognitif

Beberapa perubahan yang tampak penting pada anak usia 6 tahun dalam kehidupan anak adalah kemampuan kognitif mereka. Menurut pandangan Piaget (1952), Perkembangan Les Privat kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan ptak dan sistem nervous serta pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari lahir sampai dewasa. Setiap tahap perkembangan tersebut di tandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks.

Piaget berpendapat bahwa Bimbingan Belajar anak-anak tidak sesederhana orang dewasa yang kurang tahu. Sebaliknya orang dewasa tidak sesederhana anak yang berpengetahuan banyak. Piaget yakin bahwaanak yang lebih dewasa mempunyai perkembangan kognitif yang lebih luas. Mereka mempunyai pengalaman yang lebih luas dan mampu memproses informasi dengan cara yang lebih berpengalaman, karena perkembangan biologi dan perkembangan adaptasi dari kognitif.

Perkembangan Bahasa

Pada mulanya anak hanya bisa mengucapkan satu kata misalnya : papa, mamah, ya atau tidak. Selanjutnya mereka mulai bisa mengatur kata-kata dalam kalimat dengan menggunakan dua kata yang sederhana yang disebut Telegraphic Speech, misal Ingin Minum, papa pergi. Dari hal seperti ini tumbuh keterampilan berbahasa dab perbendaharaan kata sekitar 8000 kata dan mereka dapat menggunakannya dalam bahasa sekitar 4000 kata ketika mereka masuk sekolah dasar.

Perkembangan Sosioemosional

Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak tumbuh dari hubungan yang erat antara anak dengan orang tua atau pengasuh yang lain, termasuk anggota keluarga yang lain. Interaksi sosial mereka di perluas dari rumah ke tetangga, dan dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar.

Orang tua selalu mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada anak-anak. Setiap orang tua mempunyai cara tersendiri dalam hubungannya dengan anak-anaknya, hal ini mempengaruhi perkembangan sosial anak-anak. Diane Baumrind (1983) melakukan penelitian terhada gaya atau cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Dia mengidentifikasikan tiga gaya orang tua yang bervariasi, antara lain tingkat kontrol orang tua terhadap anak, kejelasan komunikasi antara orang tua dan anak, dan tuntutanorang tua kepada anak untuk menjadi matang. 

Orang tua yang otoriter (Authorian Parents) melarang anak dengan mengorbankan otonomi anak. Orang tua seperti ini tidak mendorong sikap memberi dan menerima. Mereka menganggap bahwa seharusnya anak-anak menerima otoriter orang tua tanpa banyak pertanyaandan cenderung keras. Sebaliknya orang tua yang membiarkan adalah orang tua yang memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak mereka dan menempatkan harapan-harapan kepada anak mereka. Orang tua yang Authoritative mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung pada waktu anak bertingkah laku.

Baumrind (1973, 1980) menyimpulkan bahwa orang tua yang paling efektif adalah orang tua yang memilih gaya Authoritative. Orang tua yang dapat dipercaya cenderung mempunyai anak yang mandiri, bersahabat, bekerja keras dengan orang tua, tegas, harga diri yang tinggi dan berorientasi pada prestasi.

Peranan Psikologi Pendidikan Terhadap Proses Belajar Mengajar



Peranan Psikologi Pendidikan Terhadap Proses Belajar Mengajar
Psikologi


Psikologi mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia. Akan tetapi sebenarnya, tingkah laku dan pengalaman manusia sangat luas dan kompleks. Untuk itu, para ahli psikologi tidak hanya memepalajri atau mencoba untuk mengerti tingkah laku manusia secara sederhana, tetapi berfikir tentang berbagai faktor yang melibatkan tingkah laku.

Dalam hal ini, Psikologi Pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan ini berfokus pada proses, dimana informasi, keterampilan, nilai, dan sikap di teruskan dari guru ke siswa di dalam kelas. Psikologi pendidikan ini juga mencoba untuk membantu siswa dengan menerapkan pengertian metode psikologi untuk menyelesaikan masalah dalam situasi proses belajar mengajar.

Untuk memudahkan dalam belajar, guru harus mempelajari variabel-variabel yang luas, yang berpengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Guru yang sukses adalah guru yang bisa memahami masalah akademik dan profesional, yang mengerti motif siswa, kepribadian, kemampuan, gaya berfikir dan belajar, serta tingkah laku sosial siswa. Guru juga harus efektif dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan, dihormati oleh teman sejawat dan siswa, dan yang paling penting adalah merasa senang dan kompeten dalam menjalankan tugas mengajar Les Private.

Hasil penelitian tentang pengajaran yang efektif telah menegaskan hubungan antara variabel guru tertentu dan prestasi siswa, mengatur guru-guru, mengorganisasi  instruksi, dan menyampaikan pelajaran. Bagaimanapun juga tingkah laku seorang guru haruslah cocok dan tepat sesuai dengan perbedaan siswa. Beberapa metode pengajaran berhasil secara sukses untuk beberapa tujuan atau untuk siswa-siswa tertentu, namun bisa jadi kurang efektif untuk tujuan siswa yang lain.

Seorang guru menaruh harapan yang berbeda untuk siswa-siswanya. Ia tidak dapat menyamakan semua siswa dalam kelas. Jika semua guru mengharapkan dari beberapa orang siswa  untuk berprestasi sedangkan untuk siswa yang lainnya tidak, harapan-harapan ini mempengaruhi tingkah laku guru terhadap kedua kelompok Bimbingan Belajar siswa tersebut dan otomatis perlakuan guru terhadap siswa pun jadi berbeda. 

Jumat, 09 Januari 2015

Motivasi Dan Manajemen Diri Mampu Memberikan Dorongan Dalam Belajar




Motivasi Dan Manajemen Diri Mampu Memberikan Dorongan Dalam Belajar
Motivasi

Motivasi

Motivasi belajar yang tinggi sangat kita butuhkan dalam menghadapi setiap tugas sebagai pelajar. Motivasi belajar sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan. Beberapa ahli menggali informasi Les Private yang terkait dengan motivasi, diantaranya :
  1. Amir Daim Indrakusuma (1971) ia menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang dikehendaki dengan asas dan tujuan yang hendak dicapai.
  2. Wahgo Sumijo (1984) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berprestasi dalam mencapai tujuan.


Dari kedua pendapat tersebut, motivasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Motivasi Instrinsik

    adalah bentuk dorongan belajar Les Private yang datangnya dari dalam diri seseorang dan tidak perlu ada rangsangan dari luar. Misalnya, keinginan seorang anak untuk mengetahui kenapa Bumi itu Bulat secara lengkap. Motivasi instrinsik pada umumnya Les Privat terkait dengan adanya bakat dan faktor intelegensi dalam diri siswa. Anak yang berbakat dibidang matematika, akan mempunyai dorongan yang tinggi untuk mempelajari ilmu tersebut lebih dalamtanpa perlu di motivasi oleh orang lain. Demikian juga anak yang tidak berbakat dalam bidang pelajaran maka motivasi untuk mempelajarinya cenderung rendah, ia mengalami kesulitan untuk mempelajarinya. Meski dorongan ini berasal dari dalam diri anak sendiri tetapi setiap anak memiliki kualitas dorongan yang berbeda. Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan intelegensi yang berbeda.

2. Motivasi Ekstrinsik

   adalah dorongan belajar yang datangnya dari luar diri seseorang. Misal, anak belajar dengan tekun karena hadiah yang di janjikan oleh orang tuanya. Motivasi ekstrinsik adalah bentuk dorongan belajar  untuk prestasi yang diberikan oleh orang lain. Contohnya seperti semangat, pujian dan nasihat guru, orang tua, saudara dan orang yang dicintai. 

Manajemen Diri (Self Management)

Motivasi Dan Manajemen Diri Mampu Memberikan Dorongan Dalam Belajar
Self Management
Selain motivasi, suksesnya seseorang bergantung pada sejauh mana individu mampu mengelola dirinya secara efektif. Semakin kokoh dan tertib program self management-nya, maka akan semakin besar kesuksesannya. Dan sebaliknya, semakin buruk self management-nya, mustahil dapat memperoleh hasil yang gemilang.

Secara definisi, manajemen berarti penggunaan  (pengerahan) sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2001). Manajemen diri adalah menggerakkan seluruh potensi diri untuk dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup secara optimal Les Private.

Penelitian membuktikan bahwa siswa yang giat mengatur diri, mengontrol atau mengendalikan diri secara ketat, ternyata :

1. Mayoritas berhasil secara memuaskan
2. Dapat mengurangi sikap ketergantungan
3. Mampu mengendalikan lingkungannya.


a. Membuat perencanaan diri, meliputi :
  • Visi (cita-cita), dan
  • Misi (Langkah-langkah yang konkret untuk meraih cita-cita tersebut).

b. Mengorganisasikan diri, meliputi :
  • Mengenali potensi-potensi diri (self understanding)
  • Mengarahkan diri pada kegiatan pengembanagn diri, bakat, dan minat (self directing)
  • Bekerja keras dalam belajar dan menekuni kegiatan pengembangan diri (self defelopment)

c. Mengevaluasi diri, meliputi :
  • Mengukur pencapaian hasil tahap demi tahap
  • Menata ulang untuk keberhasilan.

Tips Untuk Menghadapi Masalah Atau Kesulitan



Tips Untuk Menghadapi Masalah Atau Kesulitan
Motivasi


Setiap manusia pasti pernah mengalami kesulitan dalam perjalanan karier pendidikan maupun karier pekerjaannya. Berhadapan dengan masalah atau kesulitan, ada orang yang menghadapinya dengan patah semangat dan tidak pernah mau berusaha lagi. Ada pula yang pasrah dengan nasibnya atau merasa dirinya adalah orang yang gagal. Ini adalah tipe orang yang terhenti langkahnya.



Yang menjadi Faktor penentu suatu keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menghadapi kesulitan adalah apakah ia mempunyai kemampuan bertahan ketika kesulitan dan keluar dari kesulitan.

Ada beberapa Tips untuk menghadapi masalah atau kesulitan :

  • Pilih alternatif pemecahan masalah atau kesulitan yang paling baik.
Tiba waktunya untuk memikirkan resiko menghindari akibat yang di timbulkan. Yakinlah bahwa keputusan kita mengambil resiko dan untuk tindakan yang telah didasarkan pada penyimpulan informasi Les Private yang masuk akal dan sudah di analisis. 
  • Laksanakan alternatif pilihan.
Berilah kesempatan pada strategi yang kita pilih untuk dicobakan.
  • Nilai hasilnya.
Evaluasi apakah alternatif Les Privat pemecahan yang telah diterapkan akan membuahkan hasil yang baik ?
  • Do'a
Mintalah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi jalan terbaik dalam pemecahan masalah dan dapat mengatasi serta keluar dari masalah dengan baik.


Berikut ini merupakan pedoman untuk membantu anda untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Antara lain :

  • Pelajari kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan, ketika anda kalah, belajarlah dan kemudian lanjutkan untuk menang pada kesempatan berikutnya.
  • Memiliki keberanian untuk menjadi kritikus untuk diri sendiri yang kontruktif. Selidikilah kesalahan yang membuat anda menjadi lemah dan kemudian perbaiki ini membuat anda menjadi sukses Bimbingan Belajar.
  • Berhentilah menyalahkan nasib. Periksa setiap kemunduran, cari tahu apa yang berjalan keliru. Ingat, menyalahkan nasib tidak akan pernah membawa seseorang ketempat yang ia tuju.
  • Gabungkan ketekunan, kerja keras dan mencoba kembali. Tataplah dengan cita-cita anda, tetapi jangan benturkan kepala anda kedinding batu. Bereksperimenlah.
  • Ingatlah, ada sisi baik dalam setiap situasi. Carilah sisi baik, lihatlah sisi yang baik itu dan tolaklah rasa frustasi.


Semoga tips yang dibagikan ini, bisa bermanfaat buat anda yang ingin meraih kesuksesan. Hadapi apapun masalahnya, dengan begitu anda akan menjadi orang yang lebih sukses.

Kamis, 08 Januari 2015

Pendidikan Agama Sebagai Mata Pelajaran Wajib Di Sekolah


Penetapan pendidikan agama sebagai mata pelajaran wajib di sekolah merupakan kebijakan yang sangat penting dalam pembangunan nasional indonesia. Mengingat bahwa bangsa indonesia yang berasaskan pancasila dan menjadikan agama sebagai unsur penting dalam pembangunan nasionalnya. Sejak awal kemerdekaan sampai era reformasi seperti sekarang ini pemerintah  menempatkan pendidikan agama sebagai mata pelajaran inti di sekolah-sekolah, baik sekolah negri ataupun swasta.

Pendidikan Agama Sebagai Mata Pelajaran Wajib Di Sekolah
Ilmu Agama Islam
Pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang diharapkan dapat memeberikan kontribusi yang signifikan bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Yang menjadi salah satu tujuan utama pendidikan nasional seperti tercantum dalam UUSPN adalah pembentukan manusia yang bertaqwa dan berbudi pekerti yang luhur.

Kedua tujuan ini merupakan ciri dan watak yang mendasar dari kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian yang kuat merupakan modal utama bagi setiap anak didik dalam membangun masa depannya serta mampu menghadapi arus besar globalisasi Bimbingan Belajar.

Upaya internalisasi nilai-nilai agama di dalam kehidupan sehari-hari anak didik semakin terasa sangat penting akhir-akhir ini. Berbagai hasil penelitian di sekolah-sekolah dan berbagai fenomena nyata yang banyak kita saksikan sekarang ini menuntut semua stakeholder pendidikan, yaitu guru, orang tua, dan masyarakat untuk lebih keras lagi dalam membina anak-anak penerus bangsa ini.

Tugas dan tanggung jawab atas pendidikan agama di sekolah tidak hanya pada guru agama saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab sekolah secara keseluruhan. Lingkungan sekolah harus mendukung dan menjadi laboratorium bagi pengajaran pendidikan agama. Dengan demikian, lingkungan dan proses kehidupan semacam ini bagi para siswa benar-bemar bisa memberikan pendidikan dan pelatihan tentang "bagaimana caranya belajar agama" Les private

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilam peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan Les Privat.

Secara umum tujuan pendidikan agama islam adalah untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Kemudian dalam konferensi dunia islam pertama tentang pendidikan islam (1977) berkesimpulan bahwa tujuan umum pendidikan islam adalah " Manusia yang menyerahkan diri kepada Allah secara mutlak (Asyraf, 1989:2). Secara rinci Al-Abrasyi (1977:17) menjelaskan tujuan akhir pendidikan islam adalah :

1. Pembinaan akhlak
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
3. Penguasaan ilmu
4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat.

Berbagai kriteria ini di jadikan sebagai pedoman dalam penjabaran pendidikan Islam.