Sejak Bangsa Eropa datang ke wilayah Indonesia, bangsa Indonesia telah menyadari akibat-akibat yang muncul dari kedatangannya itu. Semenjak kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut, perlawanan tidak pernah henti-hentinya dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Namun periawanan-perlawanan itu selalu mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan setiap perlawanan yang dilakukan terbatas hanya pada daerahnya, atau hanya ingin membebaskan daerah-daerah dan penduduknya dari kekuasaan asing. Dengan keadaan seperti ini, bangsa asing dapat lebih mudah untuk menguasainya. Sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Indonesia. Munculnya gerakan nasionalisme itu tidak terlepas dari pengaruh yang datang dari dalam maupun dari luar.
Dalam Pergerakan Nasional, kesetiaan diletakkan pada bangsa itu sendiri. Pergerakan nasional pada umumnya merupakan pergerakan dari bangsa yang terjajah melawan bangsa yang menjajah untuk mendirikan suatu negara yang merdeka. Tujuan pergerakan nasional yang seutuhnya tidak mungkin terwujud sejauh kemerdekaan dalam bidang politik belum dapat dicapai.
Pergerakan nasional dalam sejarah Indonesia merupakan salah satu momentum yang sangat penting. Pergerakan nasional Indonesia meliputi berbagai gerakan atas aksi yang dilakukan dalam bentuk organisasi modern menuju ke arah yang lebih baik terutama dalam kehidupan rakyat Indonesia.
Istilah pergerakan nasional berbeda dengan Perjuangan Nasional, kata perjuangan memiliki cakupan waktu yang lebih luas ( lama ) karena perjuangan bangsa itu sebenarnya sejak bangsa itu ada sampai mencapai tujuan. Sedang pergerakan nasional hanyalah meliputi kurun waktu 1908 – 1945. Pergerakan nasional bertolak dari tahun 1908 karena munculnya organisasi modern yang pertama-tama ada di Indonesia adalah pada tahun itu yaitu organisasi Budi Utomo.
Organisasi Pergerakan Nasional (Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah dan Lainnya)
Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds.
Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
- memajukan pengajaran;
- memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan;
- memajukan teknik dan industri
- menghidupkan kembali kebudayaan.
Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya. Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.
Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut.
- Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
- Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
- Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
- Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
- Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar