Selasa, 23 Desember 2014

Metode Diskusi dan Musyawarah


"Diskusi" berasal dari bahasa latin yaitu "discussus" yang berarti "to examine", atau "Investigate" yang berarti memeriksa, menyelidiki. Dalam pengertian yang umum diskusi ialah "suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi (information sharing), mempertahankan pendapat (self maintenance), atau pemecahan masalah (problem solving)".
Metode diskusi dalam pendidikan   adalah    suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran, di mana guru memberikan kesimpulan  kepada para peserta didik /kelompok-kelompok  peserta didik  untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai altenatif pemecahan atas sesuatu masalah.

Ciri-ciri Diskusi


Ciri-ciri diskusi, yaitu:

  • Tidak adanya pihak pro dan kontra
  • Bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga diperoleh kesimpulan secara mufakat
  • Adanya forum terbuka untuk melakukan sesi tanya jawab yang bertujuan untuk memperoleh informasi tambahan
  • Hasil diskusi diperoleh melalui musyawarah mufakat
  • Adanya moderator atau ketua diskusi yang berperan sebagai pengontrol jalannya diskusi agar diskusi tertib dan tidak keluar dari tema diskusi

Etika Diskusi


Etika berdiskusi, yaitu:
  • Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan cara memperdalam bahan-bahan atau materi yang didiskusikan
  • Berbahasa yang baik, benar dan komunikatif
  • Tetap pada tema, jangan keluar dari persoalan yang didiskusikan
  • Tanyakan hal yang kurang jelas
Terdapat beberapa jenis metode diskusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk membimbing siswa dalam belajar, antara lain: 
  • Diskusi kelas, yakni guru mengajukan persoalan di kelas dan siswa menanggapi. Guru berfungsi sebagai pengatur, pendorong, dan pengarah pembicaraan. Diskusi semacam ini disebut juga diskusi formal. Pembicaraan dalam diskusi ini diatur oleh ketua diskusi dan yang hendak berbicara kadang-kadang harus mencatatkan diri baru kemudian dipersilahkan untuk berbicara. Semua pembicaraan dicatat dan pada akhir diskusi diajukan beberapa kesimpulan. 
  • Diskusi kuliah, yakni di mana seorang pembicara atau guru atau perwakilan siswa berbicara di muka kelas untuk mengemukakan persoalannya sekitar 20 menit atau 30 menit. Setelah itu diadakan pertanyaan-pertanyaan. Diskusi terbatas pada satu persoalan yang dikemukakan pembicara sehingga melalui diskusi semacam ini persoalan diharapkan dibicarakan dan dipelajari secara mendalam. 
  • Symposium, di mana Symposium ini hampir sama dengan diskusi kuliah, tetapi pada symposium terdapat beberapa orang yang berbicara atau pengarah persoalan. Suatu masalah ditinjau dari berbagai segi, karena itu para pembicara diharapkan berbeda pandangan terhadap suatu persoalan. Dalam symposium permasalahan dibahas secara meluas. 
  • Diskusi panel, yakni terdapat beberapa orang yang membahas suatu persoalan. Biasanya 4 – 5 orang pembicara. Diskusi hanya dilakukan oleh mereka yang ditunjuk saja, sedangkan yang lain melihat dan mendengarkan dari belakang. Kemudian untuk mengetahui apakah siswa lainnya yang tidak ikut berbicara mengikuti atau tidak, maka ada baiknya mereka diberi tugas tentang isi pembicaraan diskusi panel dan pada kesempatan terakhir mereka mengemukakannya atau menilai diskusi panel yang telah berjalan. 
  • Diskusi kelompok kecil, di mana guru kadang-kadang mengemukakan suatu persoalan dengan beberapa aspek, kemudian siswa dikelompokkan antara 3 – 7 orang untuk mendiskusikan permasalahan yang dikemukakan tadi dalam kelompok-kelompok kecil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar