Selasa, 11 November 2014

Pengertian Manusia Purba


Pengertian Manusia Purba
Manusia Purba

Manusia Purba adalah jenis manusia pada zaman prasejarah, manusia purba memiliki jenis-jenis dan ciri-ciri masing-masing dari ciri-ciri tersebut dapat ditemukan jenis manusia purba ini dan dari Penelitian manusia purba dilakukan dengan mengadakan peneliatian penggalian wilayah yang diperkirakan sebagai tempat hidup manusia purba. Penggalian itu menghasilkan temuaberupa sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia yang sudah membantu (fosil). Fosil tumbuhan, hewan dan manusia itu ditemukan di lapisan bumi tertentu. Dengan megnetahui umur lapisan bumi, dapat ditemukan umur fosil.

Keberadaan manusia purba dapat diketahui dari fosil-fosil yang ditemukan. Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan bekas kerangka manusia yang sudah membatu. Para ahli sejarah berusaha merekonstruksikan bentuk dan cara hidup manusia pada saat itu dengan melakukan penggalian pada lapisan tanah. Sumber-sumber Informasi tentang kehidupan purba masa itu dapat kita ketahui dari:
  • Hasil penggaliann fosil. Fosil yang dapat memberi petunjuk tantang kehidupan manusia masa purba dan sebagainya disebut Fosil Pandu atau Leit Fosil.
  • Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous Roche) yang ditemukan di teluk Triton (Irian Jaya), Pulau Seram, dan di Sulawesi Selatan.
  • Dapur sampah (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di Medan (Sumatra Utara), dan Langsa (Aceh).
  • Alat-alat yang digunakan oleh manusia purba (artefak) seperti beliung persegi, kapak lonjong, kapak genggam, serpih, alat pemukul kayu dan lain-lain.
ciri-ciri manusia purba:
  • Berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya
  • Memiliki akal dan volume otak yang lebih besar daripada primata lain.
  • Mengenal bahasa/ dapat berbicara.
  • Hidup berkelompok dan mengenal pembagian tugas/kerja.
  • Memiliki peradaban.
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang berhasil ditemukan hingga saat ini adalah sebagai berikut
  • Pithecanthropus erectus: Fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus erectus. Nama ini kemudian disepakati oleh para ahli di sebut Homo erectus. Fosil ini pertamakali ditemukan di daerah Trinil, Jawa Timur, pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois. Kata Pithecanthropus erectus berasal dan bahasa Yunani, fithekos, berarti kera; anthropos, berarti manusia; dan erectus, berarti tegak, atau manusia kera yang sudah berjalan tegak. Fosil yang ditemukan berupa geraham, tulang rahang, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Berdasarkan tulang tengkorak yang ditemukan itu, diperkirakan isi (volume otaknya berkisar 750 cc. Volume otak manusia modern pada umumnya lebih dan 1.000 cc, sedangkan kera maksimal 600 cc. Dengan demikian, makhluk ini lebih cocok disebut manusia sehingga dinamakan Homo Erectus. 
  • Homo soloensis: Homo Soloensis adalah jenis manusia purba yang ditemukan oleh G.H.R.Von Koenigswald dan F Weidenreich pada tahun 1921 - 1934 di dekan Desa Ngandong. Desa ini berada di lembah Sungai Bengawan Solo. Manusia purba Homo soloensis sudah lebih tinggi tingkatannya daripada Homo erectus. Bentuk fisik Homo soloensis hanya sedikit yang kelihatan seperti kera, sehingga lebih menyerupai manusia. Oleh karena itu, manusia purba ini disebut Homo soloensis atau manusia dari solo.
  • Meganthropus Palaeojavanicus: Meganthropus Palaeojavanicus adalah manusia raksasa dari Jawa. Ditemukan oleh Ralph von Koeningswald di daerah Sangiran pada tahun 1936 dan 1941. Manusia purba ini ditemukan di lapisan pucangan (pleistosen bawah). Meganthropus diduga hidup pada dua juta sampai satu juta tahun yang lalu. Ciri-ciri fosil manusia ini yaitu: Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala; Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok; Tidak berdagu; Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat; dan Makanannya adalah jenis tumbuh-tumbuhan.  
  • Homo wajakensis: Dalam penelitian berikutnya, ditemukan jenis manusia purba yang dikenal sebagai Homo wajakensis. Nama Homo Wajakensis diberikan berdasarkan tempat ditemukannya fosil tengkorak manusia purba di daerah Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Tengkorak manusia purba jenis ini menurut penemunya E. Dubois, berlainan dengan tengkorak bangsa Indonesia umumnya. Tengkorak ini lebih banyak kesamaannya dengan penduduk asli Benua Australia. E. Dubois kemudian menyimpulkan Homo wajakensis termasuk bangsa Australoid, namun dianggap juga manusia purba keturunan Homo soloensis.

1 komentar:

  1. Sorry! There is no intention of insulting the figure of the artist let alone subversive of the above title.
    bandar togel sgp yang paling aman

    BalasHapus